Tipu Muslihat AS Dengan Film Innocence of Muslims
Film Innocence of Muslims adalah film yang menghina Rasulullah SAW,sedangkan penghinaan kepada rasulullah SAW adalah suatu hal yang sangat besar dalam agama islam.
Orang Kafir (nasrani dan yahudi) memang sangat semangat untuk mencaci maki islam,menekan islam dan tidak ada lelahnya mencari kesalahan islam dan terus terusan memancing mancing ketabahan kaum muslimin. Salah satu contoh kecil yang terjadi baru baru ini adalah pembuatan dan penyebaran Film Innocence of Muslims.
Saudaraku! coba anda bayangkan bagaimana perasaan anda,apabila Nabi Muhammad yang sangat mulya yang menjadi contoh yang baik dan patut ditiru oleh semua kaum muslimin dihina??
Pastinya semua yang beriman kepada Allah dan RasulNYA akan marah.
Lalu apa yang terjadi apabila orang sedang marah? Pastinya orang yang marah akalnya tidak akan bisa berfikir sangat jernih. Dalam salah satu riwayat Rasulullah SAW juga pernah beberapa kali memberikan nasehat dan wasiat dengan penyebut لا تغضب لا تغضب لا تغضب yang artinya: Jangan Marah,Jangan Marah,Jangan Marah. Begitu sabarnya Beliau dan begitu indah akhlak beliau.
Namun kita sebagai umatnya,yang mana kita tidak ma’shum seperti beliau,hati kita masih penuh amarah sehingga kita sering kali dikendalikan hawa nafsu dan amarah kita,sehingga kita berbuat semau kita.
Hal ini juga diambil kesempatan oleh kaum kafir. mereka membuat Film Innocence of Muslims agar kaum muslimin marah dan berbuat sesuatu yang membahayakan kaum kafir,baik itu nasrani maupun yahudi. Dan setelah kaum muslimin melakukan hal itu,maka kaum nasrani dan yahudi (yang tentunya mendapat dukungan kuat dari AS) menyatakan yang berbuat demikian itu adalah teroris.
Dengan menyatakan muslim teroris mereka mempunyai alasan untuk membantai umat islam (kaum muslimin). Begitulah kelicikan Kaum Kafir,kebencian mereka sangat besar kepada islam. Kita yang beragama islam,akan selalu salah menurut mereka,apapun perbuatan kita tidak akan ada benarnya disisi mereka. Film Innocence of Muslims itu hanya sebagai umpan untuk membangkitkan amarah kaum muslimin,sehingga kalau kaum muslimin marah dan berbuat yang brutal maka nantinya kaum nasrani dan yahudi dengan mulut amerika mengatakan ISLAM ITU TERORIS.
Sekarang saja isu isu dan kuda kuda amerika sudah bisa dilihat,bahwa maksud dari pembuatan dan penyebaran Film Innocence of Muslims hanyalah seperti yang saya sebutkan diatas.
Silahkan anda perhatikan gambar berikut :
ini menggambarkan bahwa islam adalah teroris yang harus dibasmi dan dihancurkan |
Siapa di Balik Film Anti-Islam?
LOS ANGELES, KOMPAS.com — Siapa berada di balik sebuah film anti-Islam yang kini mengguncang Timur Tengah masih menjadi misteri. Film tersebut telah memicu protes mematikan di Libya, di tengah klaim yang bertentangan tentang keterlibatan Yahudi atau oknum dari komunitas Koptik. Sutradara film itu, yang menyebut dirinya Sam Bacile, Selasa (11/9/2012), mengatakan, ia seorang Amerika-Israel dan mendapat dukungan dana Yahudi. Ia kini bersembunyi setelah muncul protes di Mesir dan Libya terhadap film berbiaya murahnya itu yang berjudul Innocence of Muslims.
Duta Besar AS untuk Libya Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya tewas di Benghazi, Libya, Selasa, dalam sebuah aksi protes terhadap film itu, tepat pada peringatan 11 tahun serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat.
Namun, keraguan tentang identitas Bacile berkembang. Pasalnya, berdasarkan laporan media AS, Bacile merujuk ke seorang Koptik California yang dihukum karena terlibat kejahatan keuangan. Ia tinggal di luar Los Angeles.
Teka-teki terkait orang-orang di belakang film itu semakin rumit. Para pemain dan kru film telah menyuarakan kemarahan karena merasa telah dieksploitasi. Setidaknya seorang dari mereka telah mengatakan bahwa bagian-bagian dialog yang bersifat menyerang Islam telah mengalami sulih suara. Kata-kata itu bukan kata-kata mereka sebagaimana ketika film itu disyuting.
Steve Klein, seorang konsultan film itu, membantah bahwa Pemerintah Israel terlibat dalam pembuatan film tersebut. Ia mengatakan, Bacile, yang ia tahu merupakan nama samaran, merasa terganggu setelah mendengar kematian duta besar AS untuk Libya. “Dia sangat marah bahwa duta besar itu terbunuh,” katanya kepada AFP.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Wall Street Journal yang diterbitkan Selasa, Bacile terang-terangan menyerang Islam. Dalam wawancara itu, ia mengatakan, dirinya telah mengumpulkan 5 juta dollar AS dari 100 donor Yahudi untuk membuat film itu. Ia mengaku telah memakai jasa sekitar 60 aktor dan 45 kru untuk membuat film berdurasi dua jam tersebut selama tiga bulan pada tahun lalu di California.
Film tersebut sempat diputar di salah satu bioskop di Hollywood sekitar tiga bulan yang lalu. Setelah itu, film tersebut tenggelam tanpa jejak, sampai sebuah versi sulih suara dalam bahasa Arab dirilis minggu lalu dan rekamannya disiarkan stasiun televisi Mesir. Versi itulah yang kemudian memicu protes.
Namun, para pemain dan kru menyatakan kemarahan, Rabu, demikian lapor CNN, yang mengutip pernyataan bersama mereka yang mengatakan, “Seluruh pemain dan kru sangat marah dan merasa dikadali produser.” “Kami 100 persen tidak berada di belakang film itu dan telah dibohongi terkait niat dan tujuannya. Kami sangat terkejut dengan penulisan ulang yang sangat berbeda dari script (awal) dan kebohongan yang telah diberitahu kepada semua yang terlibat.”
Aktris Cindy Lee Garcia, yang memerankan perempuan yang anak gadisnya diserahkan kepada Muhammad untuk dinikahi, mengatakan, dia tidak tahu bahwa film itu merupakan propaganda anti-Muslim. Ia menambahkan, dialog dalam film itu telah disulih ulang setelah syuting. “Itu mestinya sebuah film berdasarkan apa yang terjadi 2.000 tahun yang lalu,” kata Garcia pada situs gosip Gawker. “Tidak ada apa-apa tentang Muhammad atau Muslim atau apa pun.”
Menurut kantor berita AFP, dalam penggalan berdurasi 14 menit dari film itu yang tersedia secaraonline, over-dubbing dalam dialog memang terdengar jelas, bahkan bagi penonton kebanyakan. Sejumlah kata-kata kasar dimasukkan di tengah-tengah kalimat. Sejumlah laporan online yang dikutip blog New York Times menduga Morris Sadek, seorang Koptik kelahiran Mesir, dan sekutunya Terry Jones, seorang Florida yang sebelumnya terkenal dengan rencana aksi pembakaran Al Quran, telah bekerja sama dalam mempromosikan film itu. Namun, Rabu malam, sebuah laporan yang dikutip media AS mengidentifikasi Nakoula Basseley Nakoula yang mengatakan bahwa dialah yang mengelola perusahaan yang memproduksi film tersebut. Ia juga menyatakan, ia seorang Koptik.
Namun, pria 55 tahun itu, yang dijatuhi hukuman 21 bulan penjara atas tuduhan penipuan terhadap bank pemerintah federal pada 2010, membantah bahwa ia merupakan Sam Bacile. Walau berdasarkan penelusuran terhadap sebuah ponsel yang digunakan untuk wawancara dengan sejumlah media pada hari Selasa, ponsel yang digunakan itu berposisi di alamatnya. Sementara Klein mengatakan, ia tidak tahu kebangsaan pembuat film itu. Namun, ia membantah Pemerintah Israel ada hubungannya dengan proyek tersebut. “Saya tahu ada beberapa rumor di luar sana bahwa Israel melakukannya. Bukan. Israel tidak terlibat Ini orang-orang swasta, (mereka pakai) uang pribadi.”
Klein memperingatkan, sutradara film itu bisa mengalami nasib serupa seperti yang dialami pembuat film Belanda, Theo Van Gogh, yang dibunuh tahun 2004 setelah memicu protes dengan sebuah film anti-Islam. “Dia bisa terbunuh, itu benar-benar mudah,” kata Klein.
Rasanya sangat aneh dan tidak masuk akal,kalau amerika tidak bisa menagkap orang orang yang bersalah,seperti siapa siapa saja dibalik pembuatan dan penyebaran Film Innocence of Muslims,sedangkan usamah bin laden saja yang berada diluar negeri dan mempunyai jaringan yang kuat dan berani mati bisa ditangkap.
Amerika sebenarnya bukan tidak tahu,namun amerika memang sengaja tidak mau menindak dan menghukum orang orang yang melecehkan islam,karna amerika memang budak nasrani dan yahudi. Contoh lain para nasrani yang membakar alqur’an,apa ada tindakan yang tegas dari amerika? tidak ada kan?
AS Sudah Tahu Sutradara Film Anti-Islam
WASHINGTON, KOMPAS.com — Seorang pejabat penegak hukum AS, Kamis (13/9/2012), mengatakan, pria bernama Nakoula Basseley Nakoula berada di balik film anti-Islam yang telah memicu serangan massa terhadap misi AS di Mesir, Libya, dan Yaman.
Seorang pria yang menyebut dirinya Sam Bacile mengatakan ia membuat film itu. Kantor beritaAssociated Press (AP) telah mengaitkan Nakoula dengan Bacile. Seorang konsultan untuk film itu, Steve Klein, sebelumnya mengungkapkan bahwa Bacile memang hanya sebuah nama samaran.
Pejabat penegak hukum itu tidak mau disebut namanya karena ia tidak berwenang untuk membahas sebuah investigasi yang sedang berlangsung. Orang yang menyebut dirinya sebagai sutradara film berjudul Innocence of Muslims itu awalnya mengklaim berlatar belakang Yahudi dan Israel. Orang itu pun mengaku telah mendapat sokongan dana jutaan dollar AS dari sekitar 100 donor Yahudi. Namun, sejumlah orang yang terlibat dalam film itu mengatakan, pernyataannya tersebut bohong belaka karena sesungguhnya tokoh kunci di balik film tersebut adalah seorang Koptik dari California selatan.
Nakoula (55) mengatakan kepada AP dalam sebuah wawancara di luar Los Angeles pada Rabu bahwa ia yang mengatur logistik untuk perusahaan yang memproduksi film tersebut. Ia membantah telah menyutradarai film itu, tetapi ia mengaku tahu Sam Bacile, orang yang menyebut dirinya sebagai sutradara film itu.
Namun, dari hasil penelusuran jejak nomor ponsel yang dihubungi AP hari Selasa untuk menghubungi si sutradara yang mengidentifikasi dirinya sebagai Bacile, lokasi pengguna ponsel itu berada di alamat yang sama di dekat Los Angeles, tempat Nakoula berada. Nakoula mengatakan kepada AP bahwa dia seorang Koptik dan mendukung keprihatinan komunitas Koptik terkait ancaman terhadap mereka di Mesir.
Film yang dinilai anti-Islam itu telah memicu protes yang mengakibatkan pembakaran konsulat AS di Benghazi di Libya timur, Selasa. Para pejabat Libya mengatakan, Duta Besar AS untuk negara itu, Chris Stevens, dan tiga warga negara AS lainnya tewas dalam kekerasan itu. Namun, para pejabat AS mengatakan mereka tengah menyelidiki apakah serangan itu merupakan sebuah serangan teroris terencana terkait peringatan 11 tahun serangan 11 September terhadap menara kembar WTC di New York.
Nakoula membantah kalau ia adalah Bacile. Sejumlah dokumen pengadilan federal yang diajukan dalam perkara pidana terhadap dia tahun 2010 menujukkan bahwa Nakoula telah menggunakan sejumlah nama palsu di masa lalu. Di antara nama-nama palsu itu, menurut dokumen tersebut, adalah Nicola Bacily dan Erwin Salameh.
Selama percakapan dengan wartawan AP di luar rumahnya, Nakoula memperlihatkan SIM-nya guna menunjukkan identitasnya, tetapi ibu jarinya tetap berada di atas nama tengahnya, Basseley. Pemeriksaan catatan oleh AP kemudian menemukan nama tengah itu serta hubungan lain ke sosok Bacile.
Film menjijikan. Menlu AS Hillary Clinton telah mengecam film tersebut. Ia menekankan, Pemerintah AS tidak ada hubungannya dengan film itu.
“Bagi kami, bagi saya, secara pribadi, video itu menjijikkan dan tercela. (Film itu) tampaknya punya tujuan sangat sinis, untuk merendahkan sebuah agama besar dan memprovokasi kemarahan,” kata Hillary Clinton, Kamis. “Namun, seperti yang saya tegaskan kemarin, tidak ada justifikasi, sama sekali tidak ada, untuk merespons video itu dengan kekerasan.”
Clinton mengatakan pada peluncuran dialog strategis antara Amerika Serikat dan Maroko bahwa semua “pemimpin di pemerintahan, pemimpin dalam masyarakat sipil, atau tokoh agama harus menarik garis batas yang tegas dengan kekerasan”. “Setiap pemimpin yang bertanggung jawab kini harus berdiri dan menarik garis itu,” tuturnya.
Dari kalimat tersebut,amerika sudah mulai mengambil ancang ancang untuk memvonis kekeresan yang terjadi adalah tindakan para teroris. Satu persatu,golongan kaum muslim yang benar benar cinta kepada agama dan mempunyai kekuatan akan di musnahkan oleh amerika,sehingga nantinya diharapkan hanya tinggal kelompok kecil muslim yang tidak berdaya.
0 comments:
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.