Breaking News
Loading...

Random News

  • New Movies
  • Recent Games
  • Tech Review

Tab 1 Top Area

Tech News

Game Reviews

Recent Post

Monday, June 16, 2014
Mukena Stylish Buat Ramadhan dan Idul Fitri

Mukena Stylish Buat Ramadhan dan Idul Fitri

Kami menjual mukena hamidah dan mukena syahrini yang akan membuat anda nyaman beribadah dan tampil stylish dan semakin cantik dalam balutan dan warna-warna cerah. Mukena ini juga sangat nyaman digunakan digunakan dan menemani ibadah anda baik di bulan ramadhan maupun sesudahnya. Berikut penampakan mukena hamidah dan mukena syahrini:

1. Mukena Hamidah


2. Mukena Syahrini


Harga Mukena Hamidah Rp. 450.000
Harga Mukena Syahrini Rp. 550.000
Berminat? Hubungi kami sekarang jugaaaa ke 0857 7619 8625 via sms, whatsapp dan telpon.....
Saturday, November 30, 2013
Lirik Lagu Cahaya di Langit itu - Fatin Shidqia Lubis (OST 99 Cahaya di Langit Eropa)

Lirik Lagu Cahaya di Langit itu - Fatin Shidqia Lubis (OST 99 Cahaya di Langit Eropa)

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI



Lagu Fatin Shidqia Lubis dengan judul 'Cahaya di Langit itu' merupakan Original Soundtrack (OST) film '99 Cahaya di Langit Eropa' yang sesuai jadwal akan tayang di bioskop pada 5 desember 2013. Lirik lagu 'Cahaya di Langit itu' bertemakan religi tentang perjalanan spiritual mencari cahaya Illahi. Lagu ini merupakan salah satu lagu di Album perdana Fatin 'For You'.

Tak sabar ingin menyanyikan lagu 'Cahaya di Langit itu' bersama dara jebolan X-Factor Indonesia? Berikut lirik lagu Fatin 'Cahaya di Langit itu' OST '99 Cahaya  di Langit Eropa'
Lirik Cahaya di Langit Itu - Fatin Shidqia Lubis

Ketika cahayamu menerangi duniaku
Sentuhan tangan itu memelukku penuh cinta
Saat dalam keangkuhan dan meremehkan takdirku
Setiaku dalam cinta hampir kehilangan arah
Tersadarku dan berfikir ridhonya surga duniaku

#REFF

Seperti ku terbang di langit tinggi
Temui satu titik cahaya-Mu
Ku lihat ada malaikat kecil-Mu
Membisikkanku tuk tetap di sini, ku tersimpuh

Perjalanan ini (perjalanan ini)
Kuatkan imanku (kuatkan imanku)
Tuk arungi hidup (tuk arungi hidup)
Nilai cinta dengan kasih-Mu
Seperti ku terbang di langit tinggi
Temui satu titik cahaya-Mu
Ku lihat ada malaikat kecil-Mu
Membisikkanku tuk tetap di sini
Seperti ku terbang di langit tinggi
Temui satu titik cahaya-Mu
Ku lihat ada malaikat kecil-Mu
Membisikkanku tuk tetap di sini, ku tersimpuh
Nilai cinta dengan kasih-Mu
Thursday, October 17, 2013
Jadi Bergengsi Karena Al-Qur’an

Jadi Bergengsi Karena Al-Qur’an

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI

Ingin Jadi Orang Bergengsi dan mempunyai kedudukan mulia serta baik dalam masyarakat? Silahkan Belajar Al-Qur'an. Ketika kita mendengar penyataan seperti itu yang timbul dalam benak kita adalah bagaimana mungkin cuma dengan belajar Al-Qur'an Status kita di masyarakat dapat meningkat lebih tinggi. Ada beberapa hadits yang menunjukkan hal tersebut di antaranya adalah hadits yang memberitahukan kepada kita bahwa orang yang mencintai Al-Qur'an adalah keluarga Allah di muka bumi ini. Berikut Petikan Haditsnya :

Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Siapalah orang yang lebih mulia selain keluarga Allah Swt? Jika Allah menjadikan kita sebagai keluarganya, So Pasti semua ungkapan permintaan dan keinginan kita kepadaNya akan dikabulkan dan yang lebih penting dari itu semua kelak di hari kiamat Allah akan bersedia menunjukkan Wajah Nan MulaiNya Kepada Kita Lalu Allah menyuruh seluruh orang yang mencintai Al-Qur'an Untuk membaca Al-Qur'an. Setiap bacaan tersebut akan membuatnya menanjak semakin tinggi (derajatnya) serta dimasukkan kedalam surga yang tinggi. berikut penjelasan hadits tentang hal ini :

Sabda Rasulullah saw,“Dikatakan kepada para pembawa al Qur’an : baca dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau telah mentartilkannya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).

Sekarang, mari kita mulai membaca Al-Qur'an yang telah lama kita tinggalkan, yang telah lama berdebu dan tidak dibaca, yang telah lama dijadikan sebagai pengusir setan tanpa mau membaca dan mengkaji isi kandungannya. mulailah mencari keutamaan yang Allah turunkan dalam Al-Qur'an Karena ”Keutamaan firman Allah azza wa jalla dibandingkan seluruh perkataan bagaikan keutamaan Allah dengan selain-Nya (makhluk-Nya).” (HR. Ad Darimi). 

Bagi anda yang takut salah dalam membaca Al-Qur'an, Ketahuilah bahwa setiap tetesan keringat yang anda keluarkan itu bernilai pahala, setiap uang yang anda keluarkan untuk belajar Al-Qur'an itu bernilai Sedekah, Setiap Suara yang anda keluarkan sama nilainya dengan Tasbih, Tahmid dan Tahlil. Ketahuilah setiap anda mengkaji Al-Qur'an Senantiasa malaikat akan meliputi anda serta mengamini semua doa-doa anda. 

Sabda Rasulullah saw,“Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

Sekarang saatnya kita mulai sebelum ajal datang menjemput dan semua tidak akan dapat kembali seperti sediakalah, saat malaikat kubur menanyakan kemana engkau habiskan umurmu, ketika Al-Qur'an menjadi saksi kalau selama ini kita selalu lupa kepadanya. Wassalam!!!
Poin FIFA: Indonesia Peringkat ke 8 di Asean

Poin FIFA: Indonesia Peringkat ke 8 di Asean

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI
Dalam rilis peringkat FIFA per 17 Oktober, posisi Indonesia akhirnya naik cukup signifikan. Jika di bulan sebelumnya Indonesia masih berkutat di posisi 170 dengan poin 102, di bulan Oktober ini peringkat Indonesia naik ke posisi 162 dengan poin 120, naik 8 peringkat. Hasil ini tak lepas dari keberhasilan Indonesia menahan imbang China dalam lanjutan kualifikasi AFC Cup 2015 dua hari yang lalu.

Meski naik 8 tingkat, tapi di kawasan Asean posisi Indonesia masih berkutat di urutan 8. Tetap tidak bisa lepas dari bayang-bayang Malaysia yang ada di posisi 7 dengan poin 137 dan berada di dua tingkat diatas Indonesia dalam ranking FIFA. Sementara urutan terbawah Asean masih ditempati oleh Laos (105 poin, 167 FIFA), Brunei Darussalam (26 poin, 193 FIFA), Timor Leste (26 poin, 193 FIFA) serta Kamboja (20 poin, 198 FIFA).

Kecuali Brunei , Timor Leste dan Thailand, negara Asean lainnya semua mengalami peningkatan peringkat. Yang paling mencolok adalah Myanmar. Di bulan sebelumnya, Myanmar berada di posisi 162 FIFA dengan nilai 124. Dan di Oktober ini, posisi Myanmar langsung melonjak ke peringkat 149 dengan poin 169. Sementara itu Thailand terus mengalami penurunan peringkat. Setelah bulan sebelumnya turun 2 tingkat, bulan Oktober ini Thailand harus turun lagi 4 peringkat ke posisi 143. Imbasnya, posisi Thailand digeser oleh Filipina yang mengalami kenaikan cukup lumayan ke peringkat 137. Dengan posisi ini, Filipina berada di ranking ke dua peringkat negara Asean, dibawah Australia yang masih digdaya dengan peringkat 57 dunia. Sedangkan Vietnam dan Singapura juga mengalami kenaikan tingkat dari posisi bulan sebelumnya (Vietnam 151, Singapura 155).

Untuk bulan Oktober ini, naiknya peringkat beberapa negara (khususnya Asean) ternyata bukan hasil dari pertandingan resmi negara yang bersangkutan. Myanmar misalnya, yang mengalami kenaikan tajam (13 tingkat) ternyata tidak mengagendakan satu pertandingan resmi di bulan Oktober. Tanpa bertanding sekalipun, Myanmar ternyata mengalami kenaikan poin, dari sebelumnya 124 poin ke 169 poin. Mengapa bisa? Ini karena sistem peringkat dan penilaian FIFA yang menghitung mundur setiap pertandingan hingga 4 tahun sebelumnya. Jadi, nilai Myanmar naik karena batas awal hitung mundur FIFA berada saat Myanmar meraih kemenangan-kemenangan penting di 4 tahun terakhir. Karena itulah, untuk perkiraan peringkat di bulan November, Myanmar masih tetap akan naik signifikan (169 poin ke 184 poin) meski dalam satu bulan ke depan Myanmar masih tetap nihil pertandingan resmi.

Pembunuhan Tragis Tiga Istri Simpanan: Holly, Sisca, dan Dietje

Pembunuhan Tragis Tiga Istri Simpanan: Holly, Sisca, dan Dietje

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI
GATOT, sesuai namanya, memangGAgal TOTal sebagai dalang di balik rencana pembunuhan Holly Angela. Siapapun tak merestui pembunuhan berencana yang sadis ini. Gatot yang hari ini ditetapkan sebagai tersangka ternyata memang seorang amatir yang mempekerjakan pembunuh bayaran yang juga amatir. Salah seorang pelaku yang disuruhnya bahkan seorang supir. Sayang skenario yang telah rapi itu harus gagal hingga salah seorang jatuh dari ketinggian apartemen dan tewas! foto di atas: metronews.com

JADI istri simpanan memang punya risiko yang tidak main-main. Selain sadar telah turut serta merusak rumah tangga orang, perangai yang buruk bisa membuat seorang perempuan celaka bahkan tewas dengan cara yang nahas dan tak terbayangkan. Sebelum kasus Holly dan Sisca yang menyita perhatian masyarakat di tahun ini, ada peragawati terkenal di era 80-an yang bernama Dietje Budimulyono. Dia ditemukan tewas mengenaskan di daerah Kalibata. Ia terbunuh setelah seseorang menembak dirinya berkali-kali. Belakangan seorang lelaki yang bekerja sebagai dukun dijadikan tersangka kemudian dipidana. Malam ini saya merasa gatal untuk menulis hal yang sedang heboh-hebohnya diperbincangkan itu. Marilah kita simak sambil makan ubi.

1. Kasus Dietje
Nama Beken: Dietje Budimulyono
Nama Asli: Dice Budiarsih
Pekerjaan: Peragawati
Modus: Tewas setelah ditembak seseorang berkali-kali. Mayatnya dibuang di bilangan KALIBATA.
Pak De dan Dietje
foto: suaratuhan.blogspot,co
Tersangka dan Motif pembunuhan: Muhammad Siradjudin (Pak De), seorang dukun. Meski kurang memiliki motif kuat tapi pihak kepolisian pada saat itu mengaku memiliki bukti yang kuat. Senin malam saat pembunuhan terjadi, Pak De berada di rumah rekannya. Saksi-saksi meringankan namun majelis hakim tak peduli. Ia diganjar penjara seumur hidup.  Namun pada era Presiden BJ Habibie hukuman dibuat menjadi 20 tahun. Pada tanggal 27 Desember 2000 dia bebas dari penjara dan mengaku dikambinghitamkan polisi. Bahkan ketika diperiksa, dia mengaku mendapatkan siksaan berat dari penyidik. Dia mengaku, saat itu polisi tahu siapa pembunuh Dice, namun pura-pura tak tahu.

Desas-Desus di Balik Kematian Dietje:

Tersebar rumor bahwa Dietje berhubungan asmara dengan sosok A menantu dari orang paling berkuasa di Indonesia pada saat itu. Pada awalnya Dietje “dikirimkan sebagai alat untuk memuluskan” proyek dari sang petinggi militer/sang jendral. Berkat Dietje, kerja sama antara sosok A dan sang jenderal pun terlaksana. Akan tetapi Dietje berhubungan lebih jauh dengan A. Saat perselingkuhan itu diketahui keluarga besar A, maka keluarga hendak memberikan pelajaran pada Dietje. Namun pelajaran tersebut ternyata kebablasan. Pada senin malam saat Dietje keluar dengan mengemudi sendiri, dia ditembak di bagian kepala. Hal ini mengingatkan kita pada kasus Nasarudin, bukan? Indikasi kebenaran desas-desus tersebut mengemuka sejak Soeharto lengser dan BJ Habibie membebaskan Pak De. Malang benar nasib Pak De jika benar dijadikan kambing hitam. Hal ini mengingatkan kita pada kasus Marsinah. Dimana beberapa orang di tempat kerja Marsinah, dianggap sebagai otak dari demonstrasi buruh, lalu disiksa saat penyidikan lalu dijatuhi hukuman meski kemudian dibebaskan.

2. Kasus Sisca Yofie
foto: kompas.com
Nama: Sisca Yofie
Pekerjaan: Manajer  finance mobil bekas
Kronologi Pembunuhan: Pada Senin 5 Agustus 2013 selepas Magrib, Sisca dibacok dua orang tak dikenal lalu tubuhnya diseret dengan sepeda motor yang melaju sampai sejauh 1 kilometer.
Tersangka: 5 Hari kemudian, seorang remaja bernama Ade mengaku sebagai salah satu pembunuh Sisca ke Polsek Sukajadi, Bandung. Salah satu tersangka lain bernama Wawan yang ditangkap di Ciranjang.
Motif: Selasa 13 Agustus Polisi jumpa pers bersama dua tersangka yang mengaku bahwa pembunuhan dilakukan tanpa rencana dan situasi mendesak.

Desas-Desus Kematian Sisca

Pengakuan dua pelaku diragukan apalagi saat seseorang mengaku kalau Sisca sering dikuntit orang tak dikenal sebelum kematiannya. Apalagi saat dilakukan rekonstruksi pembunuhan pada 22 Agustus. Sejumlah saksi mata menilai kejanggalan karena rekonstruksi tak sesuai dengan apa yang pernah mereka lihat. 29 Agustus Kompol Albertus Eko menegaskan kalau ia membantah bahwa kepolisian tak ada kaitan apapun dengan pembunuhan Sisca.
Foto: detiknews.com
Sampai saat ini berita mengenai kasus kematian Sisca sudah tak lagi dibicarakan. Barangkali tertutupi oleh kasus yang tak kalah nahas dan ’sama’: Kasus Holly. Tapi jika pengakuan dua tersangka itu tak perlu dipercaya, beberapa hal berikut ini bisa menjadi sebuah analisis.
1. Pembunuhan bisa saja terkait hubungan asmara korban dengan pejabat polda yang sempat diberitakan. Kedatangan pelaku secara tiba-tiba hanya agar kasus cepat selesai/
2. Sebelum tewas, korban baru saja diangkat menjadi manager. Bisa saja ada seseorang yang iri terhadap penacapain korban hingga melakukan penganiayaan terhadap korban. Namun karena diluar kendali, korban akhirnya ‘terseret’ sepeda motor.
3. Bisa saja berhubungan dengan apa yang korban tulis dalam status facebooknya. Aksi sindiran keras ini membuat yang membaca status tersebut menjadi geram,
mendendam dan berniat membunuh.
Kasus Holly Angela
foto: menit.tv
Nama Beken: Holly Angela
Nama Asli: Niken Rahayu Winanti (37)
Pekerjaan: Tak jelas, menurut saksi “ya Holly kerjanya di apartemen saja ..” Rencana Pembunuhan: 4 pembunuh bayaran menyewa satu unit apartemen pada Agustus. Eksekusi pada akhir September. Para pelaku menyamar sebagai anak band dan terlihat suka bawa angkut alat musik besar. Hal ini dimaksudkan agar kelak bisa membawa jenazah Holly jika sudah berhasil dibunuh.
Kronologi Pembunuhan: Empat pelaku sudah ada di kamar Holly pada 30 September malam. Sementara Holly sedang bercakap-cakap via telepon. Sesampainya di kamar, ada empat orang yang masuk anpa izin. Holly ditarik, mulutnya dibekap, dan dipukul dengan besi.Sebelumnya Holly berteriak meminta tolong dan percakapan ini didengar ibu Holly. Ibu Holly langsung menelepon pengelola apartemen dan pada pukul 12 dini hari. Pintu terkunci dari dalam, para pelaku membersihkan diri dari darah di wastafel, lalu memecah pintu balkon dan melarikan diri lewat balkon. Salah seorang pelaku jatuh. Pria ini bernama Elriski Yudhistira, yang semula dianggap sebagai MR X. Tewasnya Holly dan Mr X ini semula dianggap percekcokan sepasang kekasih “stres”.
Tersangka: Selain 3 eksekutor, otak pembunuhan ini diketahui bernama Gatot Suprianto, 54 tahun, adalah auditor utama di Badan Pemeriksa Keuangan. Saat terjadi pembunuhan, Gatot sedang bertugas di Australia. Dia adalah suami siri dari Holly Angela. Dendam Gatot pada Holly diduga karena Holly kebanyakan menuntut sebagai the second wife yang tak diketahui keluarga Gatot sendiri. Pembunuhan akan berjalan “mulus” jika saat itu Holly tidak sedang menelepon ibunya. Seperti menyaksikan film thriller saja saya membayangkan, seharusnya salah satu pelaku ada di luar unit kamar dan terhubung dengan ponsel untuk memastikan Holly ‘aman’, sendirian, dan tak sedang menelepon. Karena pembunuh amatir yang menurut polisi dibayar sampai 250 juta, pembunuhan pun tak berjalan lancar. Holly telah tewas begitu pun salah satu eksekutor.
*MESKI kasus Sisca masih buram, tapi benang merah tiga kasus di atas itu sama. Yakni akibat dari berhubungan gelap. Dietje rela jadi “alat”, Holly nikah siri dengan pejabat beristri, dan Sisca sempat pacaran dengan seorang polisi beristri. Akan tetapi sangat tak adil jika ketiga perempuan ini murni dipersalahkan. Meski sebagaimana perempuan ketiga, wanita yang memilih untuk berhubungan gelap dengan pasangan yang sudah menikah, biasanya akan menjadi tokoh antagonis di mata orang banyak. Yeah, semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua. Dan amal baik korban bisa diterima di sisi Yang Kuasa.
*
Artikel ini berdasar sumber dari kompas.news.com, detik.news.com, merdeka.com
Wednesday, July 17, 2013
no image

Jono 'GBS' Bicara Soal Perjalanannya ke Aceh Hingga Jadi Mualaf

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI

http://images.detik.com/content/2013/07/18/230/gbs3.jpg
Jakarta - Bassis band Gugun Blues Shelter (GBS), Johnathan Amstrong atau biasa disapa Jono menceritakan perjalanan religinya yang membuatnya hingga menjadi seorang mualaf. Sebelumnya, Jono berasal dari keluarga Kristen yang taat, namun Aceh mengubah hidupnya.

Jono mengatakan, beberapa tahun lalu dirinya menginjakkan kaki pertama kalinya di tanah rencong. Di sanalah dirinya langsung berkenalan dengan Islam.

"Karena aku pertama kali ke negara Islam, langsung ke Indonesia, Aceh lagi. Dan, di sana Islam sangat kuat. Aku lihat orang-orang di sana sangat friendly, terus kekeluargaan masih kental," kata Jono yang sudah lumayan fasih berbahasa Indonesia meski terkadang masih sedikit terbata itu, Rabu (17/7/2013) malam.

"Jadi saya semakin penasaran, kok bisa begini ya? Dari situ saya mulai tanya-tanya tentang Islam. Terus dijelasin sama teman-teman. Dari situ saya beli Al Quran berbahasa Inggris, saya pelajari," sambung Jono.

Jono yang asli London-Inggris itu pun semakin mendalami Islam sejak itu. Perjalanan ke Aceh itu sebenarnya tak disengaja, karena ia memang harus transit ke Asia.

Saat transit ke Indonesia itulah akhirnya Jono memilih Aceh sebagai tempat berlabuhnya sejenak. Tak disangka, Aceh memang membuat hidupnya berubah. Setelah pulang ke negara asalnya, Jono pun merindukan Aceh.

Pergolakan batin pun dirasakan semenjak mengenal Islam. Singkat cerita, Jono lantas kembali ke Aceh dan akhirnya bertemu dengan wanita yang menjadi pendampingnya kini, Fauziah.

Jono pun akhirnya menikahi Fauziah dan memeluk Islam. "Dari situ penasaran saya nggak berhenti, baru saya ketemu sama istri. Dia jelasin lebih dalam lagi. Dari situ saya memutuskan untuk menjadi mualaf," kisahnya.

(kmb/mmu) 
Pemain Muslim di Liga Inggris dan Argumen 'Pusat-Pinggiran' dalam Konteks Sepakbola

Pemain Muslim di Liga Inggris dan Argumen 'Pusat-Pinggiran' dalam Konteks Sepakbola

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI
thumbnail
Beberapa hari lalu, menyambut bulan puasa, BBC menayangkan sebuah program menarik: bagaimana pemain muslim perlahan ikut mengubah wajah Liga Primer Inggris.

Data resmi meyebutkan setidaknya 40 pemain di Liga Primer menyebut diri mereka Islam. Masih belum luar biasa dari segi jumlah -- kurang 10 persen dari keseluruhan 540 pemain dari 20 klub yang terdaftar di Liga Primer. Meski sedikit dari segi jumlah, tapi dampaknya tak bisa diabaikan. Demikian kira-kira pesan dokumenter BBC tersebut. 

Contoh pengaruh itu bertebaran. Misalnya, Liverpool hanya menyediakan ayam halal untuk dikonsumsi para pemain di musim latihan, karena baik yang muslim maupun bukan, sama-sama bisa mengonsumsinya; Newcastle menyediakan musola di St James Park; Arsenal memberi waktu luang bagi pemain yang ingin menjalankan sholat.

Tidak terbatas pada tiga klub itu saja tentunya, hampir semua klub yang memiliki pemain muslim memberikan konsesinya masing-masing agar mereka bisa semaksimal mungkin menjalankan kewajiban. Toh prinsipnya bagi klub-klub ini, kalau pemain senang, maka kerja mereka akan maksimal, dan klub juga yang akan meraih keuntungan.

Walau sifatnya masih semi resmi, bahkan ada kursus bagi para calon pelatih untuk memahami ritual seperti puasa dan sholat yang harus dijalani pemain muslim. Tujuannya sederhana, agar potensi konflik bisa dikurangi dan keseimbangan yang mutualistis bisa dicapai.

Bank Barclays sebagai sponsor Liga Primer bahkan tidak lagi memberi sampanye bagi mereka yang dipilih menjadi man of the match. Tidak untuk pemain muslim maupun non-muslim.

Awal sebabnya sederhana. Yaya Toure pernah dengan sopan menolak pemberian sampanye itu dengan mengatakan dirinya muslim dan tidak minum alkohol. Sialnya, pemain sekaliber Yaya seringkali menjadi man of the match. Begitupun dengan beberapa pemain muslim lain. Karenanya diputuskan, untuk tidak mempermalukan kedua belah pihak lebih baik sampanye diganti semacam trofi, karena ternyata pemain non-muslim juga tak keberatan sama sekali dengan pergantian itu.


Bahkan konon perayaan kemenangan di ruang ganti pemain, lengkap dengan semburan sampanye, dilakukan setelah pakaian para pemain muslim disingkirkan terlebih dahulu supaya tidak terkena percikan minuman beralkohol itu.

Dengan banyaknya pesepakbola muslim, para pemain yang dikenal atau dianggap insular -- tak peduli dengan kehidupan lain di luar sepakbola --, menjadi sedikit banyak mengerti apa itu Islam dan hal-hal yang terkait dengan ajaran itu.

Pengaruhnya tidak sebatas di kalangan administrator klub dan liga saja, tetapi juga di kalangan penonton dan suporter. Misalnya pendukung Newcastle punya lagu pujaan khas untuk Demba Ba, sewaktu ia masih bermain di sana, yang mengaitkan kemampuannya mencetak gol dengan bulan Ramadan. Ba dikenal sebagai salah satu pemain yang selalu berpuasa, tak peduli apakah itu hari latihan dan pertandingan. Kalau sebelumnya penggemar Newcastle tidak tahu sama sekali apa itu Islam dan apa yang terjadi selama Ramadan, pemahaman mereka dengan adanya lagu itu tidak akan lagi nol sama sekali.

Anak-anak pendukung Newcastle, serta siapapun yang suka dengan Ba dan Papis Cisse -- yang juga seorang muslim yang taat, banyak meniru perayaan gol mereka dengan bersujud syukur (di atas lapangan). Tentu anak-anak itu tidak paham sama sekali mengapa Ba dan Cisse melakukannya. Tetapi sekali lagi, ada dimensi kehidupan lain yang mulai menyusup tanpa disadari bahkan sejak kanak-kanak.


Apa yang saya tulis di atas sebenarnya tak lebih dari ringkasan dari program dokumenter yang saya lihat itu. Tetapi saya ingin berbagi, bukan karena persoalan Islam, muslim ataupun persoalan kegamaan karena kebetulan bulan Ramadan.

Program dokumenter itu mengingatkan akan sebuah mata kuliah yang pernah saya ikuti nun seperempat abad yang lewat. Sebuah mata kuliah yang membahas hubungan antara apa yang disebut centre (pusat) dengan periphery (pinggiran).

Maafkan kalau terkesan menggurui dan sok ilmiah dalam memahami film dokumenter itu. Tetapi bagi Anda yang belajar imu politik, sosial atau kebudayaan pastilah pernah mendengar persoalan ini. Inti pembahasannya sederhana saja, mengenai bagaimana dalam dunia yang semakin saling terkait ini terjadi sebuah arus balik di mana berbagai ide, pergolakan kehidupan dan kebiasaan yang terjadi di wilayah-wilayah yang disebut pinggiran ikut mempengaruhi dan membentuk tata kehidupan yang ada di kawasan yang disebut pusat-pusat peradaban. Merombak adagium bahwa pusatlah yang selalu mempengaruhi pinggiran.

Di bidang musik, drama, kesusastraan dan filsafat -- yang saya sedikit mengerti karena ketertarikan pribadi -- hal ini sangat jamak terjadi. Tidak karena dirancang (by design), tetapi terjadi secara organik (alami) mungkin karena sifat empat bidang itu yang selalu mencoba melakukan ekspansi, mencari elemen baru, mencari pemahaman yang utuh akan kehidupan.

Anda yang menekuni bidang lain, seperti politik dan ekonomi, pasti juga akan dengan mudah menunjukkan unsur-unsur hubungan pusat dan pinggiran ini.

Di sinilah film dokumenter BBC itu menjadi menyenangkan buat saya. Ia dengan sangat mudah dipahami untuk memberi gambaran aplikasi praktis yang gamblang akan teori hubungan pusat dan pinggiran. Mungkin karena prosesnya bisa kita lihat dengan mata wadak. Perubahan-perubahan terjadi nyata di hadapan mata. Bagaimana kebiasaan dan keyakinan pemain bola muslim (yang tentu saja datang dari pinggiran) ikut membentuk perwajahan pengelolaan persepakbolaan Inggris (pusat).

Di dunia sepakbola persoalan pusat dan pinggiran ini sebenarnya bukanlah hal baru. Tentu saja tidak harus dalam konteks semacam hubungan seperti pemain muslim dan kehidupan mereka di Liga Primer. Tekanannya adalah bahwa interaksi, dialog dan pertukaran ide selalu saja terjadi, dan tidak terlalu rumit untuk dirunut. 

Saya tidak perlu bercerita tentang hubungan Eropa dengan negara-negara Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina, misalnya. (Walau banyak yang menganggap Brasil dan Argentina sudah menjadi pusat tersendiri, tetapi kita tahu betapa pemain dari kedua negara ini harus menyeberang dan menaklukkan Eropa kalau ingin dinggap menaklukkan dunia). Sudah banyak sekali pembahasan baik dalam bentuk buku, artikel ataupun film dokumenter mengenai pengaruh dan ide permainan yang datang dari kedua negara ini ke Eropa. Penghormatan akan individualitas, kemerdekaan berpikir (bermain) dan improvisasi menjadi mapan di Eropa, saya kira karena pengaruh yang sangat kuat dari kedua negara Amerika Latin ini.

Afrika belakangan menawarkan dimensi fisik dalam permainan sepakbola di Eropa. Klub-klub sepakbola Eropa menyerap bakat-bakat dari Afrika (ataupun keturunan Afrika di Eropa) dengan anugerah fisik di atas rata-rata. Tidak harus selalu tinggi besar, tetapi terkadang keliatan tubuh yang nyaris sempurna.

Perhatikan bagaimana konsep permainan dengan menggunakan keberadaan seorang destroyer permainan, buldozer, tukang pikul air ataupun istilah semacam menjadi populer, bukan karena sebelumnya tidak ada, tetapi seiring dengan semakin banyaknya pemain keturunan Afrika. Peran itu sekarang tidak harus dimainkan oleh mereka yang berasal dari Afrika, tapi pernah suatu ketika seperti menjadi hak eksklusif mereka. Evolusi juga terjadi dari para pemain Afrika ini, yang kalau dulu lebih sering berada di tengah, belakangan bisa di depan ataupun di jantung pertahanan.

Saya pernah membayangkan bahwa suatu saat, cepat atau lambat, Asia juga akan menyumbangkan argumentasi permainan untuk ditawarkan ke panggung persepakbolaan di pusat (Eropa) ini. Dan itu benar terjadi. Tetapi kalau saya pernah berharap Indonesia sebagai sebuah negara yang besar dan gila bola itu akan menjadi salah satu eksponennya, saya salah total.

Jepang, yang belajar bola jauh sesudah Indonesia, dan Korea yang rupanya mengambil obor dari Asia untuk dibawa ke pusat. Terus terang saya tidak tahu apa yang sebenarnya mereka tawarkan. Mungkin kemampuan untuk memahami kolektivitas permainan. Mungkin kemampuan menempatkan diri dalam sistem permainan apapun yang dimaui pelatih. Mungkin juga ketekunan, atau mungkin pembaca lebih bisa mengerti apa sebenarnya ditawarkan oleh pemain Asia yang di wakili kedua negara itu.

Saya hanya bisa dengan sangat sedih melihat kenyataan, Indonesia menjadi negara pinggiran yanginsignificant (tidak penting). Tidak mampu bersuara, tidak mampu menyumbang gagasan, tidak mampu menyumbang pemain. Padahal sejarah sepakbola di Indonesia ini begitu panjang. Teramat panjang
no image

Indonesia Dibanjiri Klub-Klub Dunia, Buat Apa?

EBOOK ISLAMI GRATIS DISINI
thumbnail
AFP/Bay Ismoyo
Akhir-akhir ini terjadi sebuah fenomena menarik; tim-tim besar dunia seakan lalu-lalang di Jakarta. Timnas Belanda, Arsenal, Liverpool, dan terakhir Chelsea silih berganti menyapa jutaan penggemar mereka masing-masing.


Para penggemar bola pada umumnya dan terutama fans berat negara dan klub-klub tersebut begitu antusias karena dulunya jarang-jarang kedatangan klub papan atas dunia. Wow, ada apa ini? Sebuah fenomena yang patut disyukuri tentunya.



Tapi kalau dicerna lebih mendalam, sebenarnya seberapa bermanfaatnya sihkedatangan tim-tim top dunia tersebut?



Kita mulai dari sisi positifnya terlebih dahulu. Pertama-tama kedatangan tim-tim tersebut tentu saja menggembirakan para penggemar mereka di tanah air yang bejibun jumlahnya. Itu sudah pasti.



Selain itu, adanya pemasukan untuk PSSI adalah hal yang positif. Sudah menjadi rahasia umum bahwa keuangan PSSI tidak sehat. Pemasukan ekstra seperti ini sedikit banyak tentu membantu roda organisasi PSSI, paling tidak bisa dipakai untuk menggaji karyawan dan staf.



Efek positif lainnya adalah adanya kesempatan bagi para pemain kita untuk "menimba ilmu" dan "menambah jam terbang". Tentu saja efek positif ini hanya berlaku apabila pemain Indonesia yang tampil mayoritas berusia muda. Apabila yang tampil adalah "wajah-wajah lama" tentu efek menimba ilmu dan efek menambah jam terbang menjadi not in effect, atau dalam bahasa Prancis "nggak ngefek". Buat apa?



Sudah semestinya kita meniru FAM (PSSI-nya Malaysia) yang kerap menurunkan timnas U-23 saat menghadapi klub-klub dunia. Toh penonton yang datang ke stadion dan pemirsa di hadapan kaca telivisi tidak akan kecewa karena mereka lebih tertarik menonton tim lawan. Karena itu alasan "pesanan sponsor" yang seakan-akan mengharuskan diturunkannya pemain-pemain tua yang memiliki nama tidaklah tepat.



Ketegasan PSSI serta pendekatan dan penjelasan yang tepat kepada sponsor menjadi kunci ngefek tidaknya kunjungan tim-tim besar ini secara teknis pembinaan. 



Tapi sampai disitu sajalah efek pembinaan dari datangnya tim-tim dunia tersebut. Tidak banyak. Tepatnya sedikit sekali unsur pembinaan yang bisa didaptkan Indonesia sebagai tuan rumah. Dan itupun KALAU yang dimainkan adalah pemain-pemain muda yang kedepannya akan terus membela merah-putih. Kalau yang main pemain tua atau pemain muda namun kedepannya tidak dipanggil kembali mubasirlah pengalaman yang didapat. Buat apa?



By the way, pertanyaan "buat apa?" di atas sengaja diulang.



Bukannya saya tidak mensyukuri kedatangan klub-klub dunia tersebut. Dari sisi entertainment, sebagai penggemar bola, tentu saya sangat mensyukuri.



Tapi saya khawatir. Terus terang saya khawatir publik dan pengurus sepakbola Indonesia terlena dengan banjirnya Jakarta dengan tim-tim kelas dunia. Saya kuatir event-event besar ini dipakai segelintir orang untuk mencari nama dan mengumandangkan dengan hebohnya bahwa kedatangan tim-tim besar dunia adalah bagian dari kerja keras mereka "membina" sepakbola Indonesia.



My friends, membina sepakbola bukanlah dengan mendatangkan tim-tim dunia. Bukan juga dengan mendatangkan Diego Maradona. Membina sepakbola Indonesia sejatinya dilakukan dengan cara-cara yang diam, tidak heboh, bahkan mungkin bisa disebut garing, seperti membuat akademi kepelatihan sehingga anak-anak di seluruh Indonesia bisa mendapatkan sesi-sesi latihan yang jauh lebih berkualitas dari sekarang dikarenakan pelatih-pelatih mereka terdidik --dan lebih daripada itu, terdidik secara berkualitas.



Ketegasan sikap, adil dalam bersikap, membina dalam bersikap dan memiliki visi dibelakang setiap sikap itulah pembina sepak bola yang sejati. Masyarakat bola Indonesia menginginkan dan mengidam-idamkan serta mengharap-harapkan (apalagi, ya?) pengurus sejati dan bukannya penguras.



Mari kita nikmati kedatangan tim-tim dunia sebagai entertainment yang layak untuk disyukuri. Karena timing kedatangan klub-klub papan atas EPL tersebut sangat tepat, yakni di saat pramusim, saya yakin gairah bertanding para penggawa di lapangan akan besar sehingga kualitas pertandingan akan tinggi dan mampu memuaskan kita semua.



Mari kita juga berharap bahwa pengalaman yang didapatkan para pemain Indonesia tidak mubazir, namun bisa digunakan di masa-masa mendatang di saat membela 'Merah-Putih'.



Yang terutama, harapan saya "pembinaan" sepakbola Indonesia tidak sampai di situ saja. Semoga proyek-proyek yang menjadi tulang punggung pembinaan berkualitas lekas bertransformasi dari alam kata-kata (istilah pribadi saya adalah "dunia bla-bla-bla") ke dunia nyata.



Kalau tidak, buat apa?



Salor.




===



* Penulis adalah pelatih, pengamat, pecinta sepakbola
* Akun twitter: @coachtimo
* Website: www.coachtimo.org



*Foto: Indonesia Selection saat dikalahkan Valencia 0-5 pada Agustus 2012 (AFP/Bay Ismoyo)