Memalukan Indonesia Negara Terkorup Asia Pasifik
Setelah cuti hampir 1 bulan, baru pertama
 kali dalam bulan Maret 2010 saya memulai artikel baru mengenai 
perkembangan korupsi Indonesia, khususnya periode 2008-2010. Dengan 
menggunakan data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – 
Hongkong dan Transfarency Internasional – Jerman, mari kita lihat 
perkembangan tindakan koruptif di negeri tercinta ini.
Ditengah gegap gempita pertumbuhan 
ekonomi yang positif pada tahun 2009 silam, ternyata Indonesia 
merupakan  negara paling korup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi 
tujuan investasi para pelaku bisnis.  Itulah hasil survei pelaku bisnis 
yang dirilis Senin, 8 Maret 2010 oleh perusahaan konsultan “Political 
& Economic Risk Consultancy” (PERC) yang berbasis di Hong Kong [1]. 
 Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan 
usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai 
kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan 
Amerika Serikat.
“Saya akan berada paling depan dalam memberantas korupsi” - Pres. SBY
Berikut ini adalah daftar 16 Negara Terkorup di Asia Pasifik*  oleh PERC 2010
- Indonesia (terkorup)
 - Kamboja (korup)
 - Vietnam (korup)
 - Filipina (korup)
 - Thailand
 - India
 - China
 - Taiwan
 - Korea
 - Macau
 - Malaysia
 - Jepang
 - Amerika Serikat (bersih)
 - Hong Kong (bersih)
 - Australia (bersih)
 - Singapura (terbersih)
 
2008
Hasil survei PERC ini menyebutkan Indonesia mencetak nilai 9,07
 dari angka 10 sebagai negara paling korup 2010. Ini berarti selama 2 
tahun terakhir pemerintah SBY, Indonesia mendapat citra semakin 
memprihatinkan dalam hal tindakan hal korupsi. Pada tahun 2008, 
Indonesia menduduki posisi ke-3 dengan  nilai tingkat korupsi 7.98 
setelah Filipina (tingkat korupsi 9.0) dan Thailand (tingkat korupsi 
8.0). [2]
2009
Angka tingkat korupsi Indonesia semakin 
meningkat ditahun 2009 dibanding tahun 2008. Pada tahun 2009, Indonesia 
‘berhasil’ menyabet prestasi sebagai negara terkorup dari 16 negara 
surveilances dari PERC 2009. Indonesia mendapat nilai korupsi 8.32
 disusul Thailand (7.63),  Kamboja (7,25), India (7,21) and Vietnam  
(7,11), Filipina (7,0).  Sementara Singapura (1,07) , Hongkong (1,89), 
dan Australia (2,4) menempati tiga besar negara terbersih, meskipun ada 
dugaan kecurangan sektor privat. Sementara Amerika Serikat menempati 
urutan keempat dengan skor 2,89. [3]
Jadi, dari data PERC 2010, maka dalam 
kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 
(2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dibanding dengan 16 
negara Asia Pasifik lainnya. “Prestasi” dashyat ini bukanlah hal yang 
mengejutkan. Apabila Pak SBY selama ini suka mengklaim keberhasilan 
tindakan pemberantasan korupsi KPK seolah-olah kinerja pemerintahannya, 
maka kasus kriminalisasi pimpinan KPK (Bibit dan Chandra) setidaknya 
telah menurunkan kepercayaan pengusaha atas hasrat pemerintah bersama 
jajarannya dalam memberantas korupsi.
Ini juga memberi bukti bahwa tidaklah 
elok pemerintah SBY mengklaim keberhasilan KPK sebagai keberhasilan 
pemerintah SBY. Karena sumber terbesar permasalahan korupsi masih berada
 dalam kekuasaan Presiden SBY yakni lembaga Kepolisian dan Kejaksaan.  
Belum lagi tindakan koruptif yang dilakukan oleh sejumlah pejabat 
pemerintah di berbagai instansi baik di pusat maupun daerah serta 
korupsi berjam’ah anggota legislatif dan kehakiman.
Sedikit Berubah, Tapi Kalah Jauh Secara Regional
Bila dalam berbagai kesempatan Presiden 
SBY dan tim periangnya seperti Ruhut Sitompul cs selalu ‘mencuri’ hati 
rakyat dengan kata-kata puji-pujian sosok SBY dalam memberantas korupsi,
 maka fakta sesungguhnya tidaklah secerah dan sebening serta semanis 
kata-kata  yang sering mereka lontarkan. Selain KPK, selama ini 
pemberantasan korupsi berjalan ditempat, bahkan semakin mengganas di 
daerah-daerah. Hanya beberapa instansi pemerintah yang menerapkan 
kebijakan non-koruptif yang tegas, sementara mayoritas instansi lain 
masih mengasah ‘kemahiran’ dalam merekayasa anggaran.
Tabel Peningkatan Indeks Persepsi Korupsi (IPK/CPI) Indonesia 2001-2009 (selengkapnya)| Tahun Survei | Nilai IPK Indonesia | Sumber TI | 
| 2001 | 1.9 | CPI 2001 | 
| 2002 | 1.9 | CPI 2002 | 
| 2003 | 1.9 | CPI 2003 | 
| 2004 | 2.0 | CPI 2004 | 
| 2005 | 2.2 | CPI 2005 | 
| 2006 | 2.4 | CPI 2006 | 
| 2007 | 2.3 | CPI 2007 | 
| 2008 | 2.6 | CPI 2008 | 
| 2009 | 2.8 | CPI 2009 | 
Meskipun data yang disampaikan 
Transfarency Internasional menunjukkan adanya sedikit peningkatan 
persepsi pemberantasan korupsi di Indonesia, namun sesungguhnya hal ini 
lebih ditriger oleh lembaga KPK. Hal dapat kita lihat bahwa 
lembaga-lembaga terkorup justru berasal dari lembaga Kepolisian, 
Kejaksaan dan DPR (5 Lembaga Publik Terkorup 2008).
Merujuk hal ini, maka dapat dijelasin 
bahwa meskipun terjadi peningkatan persepsi pemberantasan korupsi di 
Indonesia, namun secara regional pemberantasan korupsi Indonesia 
berjalan mandeg dibanding negara-negara tetangga. Salah satu 
permasalahan utama adalah reformasi birokrasi yang berjalan mandeg. 
Reformasi birokrasi di pemerintahan dan lembaga penegak hukum sekilas 
hanya lips service semata. Tidak ada perubahan mendasar, kecuali 
perubahan dikulitnya.
“Hampir Semua Pejabat Itu Korupsi ” – Mahfud MD
Derap langkah penegakkan hukum di 
Indonesia seakan terhenti. Hal itu salah satunya dikarenakan masih 
banyaknya prilaku koruptif yang ditonjolkan pejabat Indonesia. Ketua 
Mahkamah Konstitusi M Mahfud MD dalam diskusi ‘Akar-akar Mafia Peradilan
 di Indonesia (18 Feb 2010) mengatakan bahwa , “Hampir semua pejabat itu korupsi,”.
Hal ini dikarenakan birokrasi penegakkan 
hukum di Indonesia yang masih buruk. Sehingga memberi peluang para 
pejabat untuk melakukan korupsi. Dan ironisnya, belum ada satu pun 
Presiden yang mampu memperbaikinya, termasuk Pres. SBY. Inilah kenapa 
korupsi banyak terjadi bahkan menjamur di berbagai level. [4]
Catatan akhir :
Dalam berbagai event, kita sangat 
mengharapkan dapat meraih peringkat nomor satu. Namun prestasi yang satu
 ini sangat memalukan, karena Indonesia berdiri nomor 1 sebagai negara 
terkorup dari 16 negara dengan ekonomi sentral kawasan. Sudah saatnya, 
segenap bangsa mulai bercermin diri. Mulai memperbaiki diri, memperbaiki
 birokrasi, memperbaiki mental. Karena sesungguhnya, bukanlah tindakan 
korupsi itu berbahaya, namun yang lebih berbahaya adalah mental korup 
itu sendiri. Korup mulai dari materi, waktu, hingga integritas.
Sudah saatnya kita kembali mempelajari 
pemikiran yang luar biasa para tokoh bangsa yang pernah ada di 
Indonesia. Salah satunya adalah Wapres I Indonesia sekaligus Proklamator
 bangsa Indonesia Bung Hatta. Dia mungkin satu-satunya Wapres yang tidak
 pernah korup secuilpun baik materi maupun mental.  Selama hidupnya Bung
 Hatta lebih memilih hidup sederhana demi menjaga nama baik bangsa 
Indonesia. Bung Hatta telah mengorbankan dirinya bagi negeri ini. Dan 
yang membuat saya begitu respect sama Bung Hatta adalah kisahnya sebagai
 seorang Wakil Presiden RI yang juga bapak proklamator harus menabung 
untuk membeli sepatu “bally”, tapi…. hingga akhirnya hayatnya ia harus 
memendam cita-citanya!
Salam Nusantaraku,ech-wan, 9 Mar 2010
Sumber Referensi:
0 comments:
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.