Breaking News
Loading...
Sunday, September 2, 2012

31 Tahun Wafatnya John Lennon, Sang Juru Bicara Generasi


Jakarta - Setiap tanggal 8 Desember, seluruh penggemar band legendaris Inggris, The Beatles terutama penggemar John Lennon, menundukkan kepala dengan khusuk dan dalam. 31 tahun silam, 8 Desember 1980 di New York, AS, John Winston Lennon, salah satu dari mantan anggota The Beatles jatuh tersungkur ke bumi setelah diberondong tembakan Special 38 yang digenggam penggemar beratnya, Mark David Chapman.

Lelaki penembak berusia 25 tahun asal Honolulu, Hawaii bertubuh gempal dengan kacamata yang mirip dengan milik mendiang John Lennon ini melakukannya dengan sangat tenang. Dunia pop berkabung. Buyar sudah upaya reuni The Beatles yang kerap diupayakan banyak orang dengan berhembusnya nafas terakhir tokoh yang paling menyita perhatian publik sejak era akhir '60an dari kelompok The Beatles tersebut.

Dalam buku bertajuk December 8, 1980 The John Lennon Died yang ditulis Keith Elliot Greenberg, peristiwa itu dituturkan dan diungkap dengan sangat rinci. Senin tanggal 8 Desember 1980 John Lennon bersama Yoko Ono ditempat bermukim mereka The Dakota Building tengah menanti fotografer Anne Leibowitz. Agenda hari itu adalah sesi pemotretan untuk sampul majalah Rolling Stone.

John dan Yoko memulai senin itu dengan kegiatan sesi foto bersama fotografer Anne Leibowitz untuk majalah Rolling Stone pada pukul 14:00 hingga 15:00 waktu setempat.

Dalam wawancara terakhir untuk Rolling Stone, John Lennon sempat berceloteh: "I consider that my work won't be finished until I'm dead and buried and I hope that's a long, long time."

Sebuah pernyataan yang berselimut firasat.

Pukul 15:30 Anne Leibowitz yang sempat bersitegang dengan Lennon karena Lennon tetap gigih agar dipotret bersama Yoko Ono. Awalnya Leibowitz hanya menginginkan pose Lennon untuk Rolling Stone, namun Lennon bersikeras agar Yoko Ono berada disampingnya saat pemotretan.

Usai sesi pemotretan John dan Yoko bergegas ke studio rekaman Record Plant. Langkah bergegas pasangan suami istri ini dihadang oleh seorang penggemar The Beatles yang datang dari Hawaii ke New York khusus untuk bertemu dengan John Lennon, sang idola.

Mark lalu menyapa John: ”John, mohon tandatangan disini” seraya menyodorkan sampul piringan hitam album terbaru John Lennon, Double Fantasy yang baru dirilis. ”Sure,no problem,” timpal John sambil menorehkan tandatangan di atas sampul album tersebut dengan pulpen milik Mark David Chapman.

John lalu melangkah ke dalam limosin. Yoko menanti dalam kendaraan. Keduanya kemudian berlalu. Saat itu dalam pengakuannya Mark memang telah berniat ingin menghabiskan nyawa Lennon dengan pistol yang telah disiapkannya. Tapi niat itu urung dilakukannya. Mark merasa kecewa. Tapi memutuskan menunggu John Lennon kembali ke apartemennya hingga malam menjelang.

John dan Yoko lalu bertandang ke studio rekaman Record Plant untuk menyelesaikan rekaman lagu Yoko Ono berjudul “Walking On Thin Ice”. Usai berkutat di studio, keduanya berniat untuk makan malam bersama tapi batal dan limosin kemudian mengarah ke mbali ke The Dakota Building. Saat Yoko dan John turun dari mobil, Mark David Chapman pun menguntitnya. John berjalan agak tergesa.

Mark membuntutinya sambil menyapa: ”Mr. Lennon?” Sekonyong-konyong 5 tembakan dari moncong Special 38 dari tangan Mark menyalak keras. Empat peluru bersarang paripurna di tubuh Lennon yang tersungkur berlumur darah. John merangkak untuk berdiri menuju apartemen dan berteriak lemah: “I’m shot!” Dan John pun rebah.

Yoko menjerit minta tolong. Dari mulut John mengucur deras darah. Mark David Chapman tetap berdiri di sekitar lokasi penembakan di West 72th Street Manhattan, New York, AS hingga polisi muncul.

Polisi datang dan melarikan John Lennon yang sekarat ke Roosevelt Hospital Center. Tapi nyawa Lennon tak tertolong lagi. Pada pukul 22:45 waktu setempat John Lennon menghembuskan nafas terakhir dalam usia 40 tahun. Seantero jagad pun berkabung. Meratapi kepergian tokoh penting budaya pop era '60-an dan '70an.

Howard Cossell dalam acara TV Monday Night Football kemudian mewartakan secara resmi berpulangnya John Lennon.

Tertembaknya John Lennon ditangan penggemarnya sendiri memang menjadi berita headline di seluruh dunia. Apalagi John baru saja merilis album solonya setelah nyaris lima tahun menghilang dari dunia musik dengan tujuan ingin memusatkan perhatian mengasuh Sean Ono Lennon, putera hasil pernikahannya dengan Yoko Ono, pelaku seni garda depan Jepang yang telah meluluhkan hati John Lennon bahkan kerap dituding pangkal perpecahan dalam tubuh The Beatles.

Jenazah John Lennon akhirnya dikremasi. Mark David Chapman pun menjalani masa hukuman 20 tahun. Foto John Lennon telanjang bersama Yoko Ono menjadi sampul majalah Rolling Stone edisi 22 Januari 1981.

Sahabat-sahabat John Lennon kemudian menulis lagu tentang John Lennon. George Harrison menulis lagu memorial bertajuk “All Those Years Ago” (1981) yang didukung Ringo Starr dan Paul McCartney.

Lalu Paul McCartney menulis lagu “Here Today” (1982). Elton John bersama Bernie Taupin menulis “Empty Garden (Hey Hey Johnny)” (1982) dan Freddie Mercury menulis “Life Is Real (Song For Lennon) ” (1982).

Dan tanpa terasa kejadian tragis itu telah memasuki tahun yang ke-31.

Tragedi itu tetap diingat oleh penggemar The Beatles yang tak pernah surut jumlahnya di seluruh dunia. Pada setiap tanggal 8 Desember, seluruh penggemar John Lennon selalu memperingati saat berpulangnya sang idola di depan bangunan Capitol Records yang berada di Vine Street, Hollywood, AS.

John Lennon pada akhirnya bukan hanya sekedar pemusik. Dia adalah visioner yang memberikan banyak pencerahan untuk dunia yang senantiasa bersimbah peluh dan kotoran. John Lennon adalah juru bicara generasi yang visinya masih tetap bergaung dari generasi ke generasi. Seperti senandung Freddie Mercury, John Lennon adalah sosok jenius.

Lennon is a genius
Living in every pore
Life is real life is real

Dikutip dari Rolling Stones Indonesia

0 comments:

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.