Breaking News
Loading...
Sunday, September 16, 2012

Kini FOKE Jadi Banyak Senyum


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo alias Foke, mendapat sorotan dari berbagai pihak terkait kepribadiannya yang terkesan kaku, pemarah, dan kurang senyum ketika tampil di publik, terutama di layar televisi.

Ini tentu saja berbanding terbalik dengan rivalnya, calon gubernur yang diusung PDI-P dan Gerindra, Jokowi, yang dikenal bersahaja, tidak terlihat elitis, dan murah senyum.

Tak kurang politisi Demokrat, Sutan Bhatoegana, sebelumnya menganjurkan agar Foke murah senyum untuk bisa menandingi Jokowi. Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo juga sebelumnya mengkritik Foke yang pembawaannya terkesan suka marah-marah dan elitis. Dikhawatirkan hal ini ikut membuat perolehan suara Foke dalam putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 11 Juli 2012 merosot dikalahkan Jokowi.

Sepertinya ini disadari oleh Foke. Nah, saat wawancara dengan sebuah stasiun TV swasta dalam sebuah dialog yang disiarkan langsung, Selasa (17/7/2012) malam, Foke tampak terus menyunggingkan senyumnya. Saat pembawa acara menanyai Jokowi pada sesi itu, Foke dalam tayangan itu tampak senyum terus sepanjang lebih kurang 10 menit. Hingga membuat kumis Foke yang kian lebat itu terlihat mengikuti larikan bibir bagian atas yang melebar akibat tersenyum.

Di Twitter, senyum Foke di TV itu juga jadi perbincangan hangat. Pemilik akun @siagian_bharata menyebutkan, "Tumben semalem Foke senyum melulu. #ilc".

Lalu, pemilik akun @mitha_aja yang menyebut senyum Foke terkesan terpaksa. "Senyum foke diwwancara semalam kayakny maksa ya? Harusny foke gak perlu kampanye lagi, 5thn sdh cukup untk memenangkan DKI-1," ujarnya.

Kritik pedas dilontarkan pemilik akun  @iwanohno. "Akting. Pura2," tulisnya.

Nah, bagaimana Pak Foke? Apakah senyumnya bisa menandingi senyum Jokowi? Kita tunggu saja. (Hasanudin Aco)

Nah Coba Anda Lihat Video Berikut Saat Foke ditanyain wartawan soal tragedi Mbah Priok: 


0 comments:

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.