Breaking News
Loading...
Friday, September 21, 2012

Kelebihan Jokowi dan Sportifitas Pemilukada DKI Jakarta


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung S Rajab mengatakan, baik Fauzi Bowo maupun Joko Widodo adalah contoh pemimpin yang sportif. Ia juga mengatakan, kebinekaan harus dijunjung tinggi.
"Saya melihatnya di televisi. Itu bagus sekali, Pak Jokowi mengajak seluruh masyarakat, termasuk pendukung Pak Foke, untuk bersama-sama membangun. Pak Foke juga elegan, mengakui dan memberi selamat (kepada Jokowi). Ini suatu contoh-contoh dari sikap pemimpin yang sportif," tuturnya.
Oleh karena itu, Kepala Polda Metro Jaya berharap sikap kedua pemimpin tersebut disadari para pendukungnya sehingga semuanya tidak usah aneh-aneh. "Kita harus saling mengakui, masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan," ujarnya.
"Pendukung-pendukung kemarin kan diisukan akan mengancam dan sebagainya. Kita kembali ini ke negara kesatuan. Kebinekaan kita ini harus dijunjung tinggi. Dalam dalil-dalil Al Quran juga jelas, agamaku agamaku, agamamu agamamu. Kita hormati semua sebagai keanekaragaman. Ini menunjukkan kedewasaan kita dalam bermasyarakat," paparnya.
Untung S Rajab juga mengatakan, bagi Polda Metro Jaya, siapa pun yang memimpin Jakarta tidak menjadi soal. Sebab, ia dan jajaran anggotanya tetap menjadi seorang polisi, yang berfungsi menjaga keamanan, menegakkan hukum, dan mengayomi masyarakat.

Jokowi Di Mata JK (Mantan Wakil Presiden)

Wakil Presiden RI periode 2004-2009, M. Jusuf Kalla, menilai Walikota Solo, Joko Widodo, yang juga calon Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, memiliki banyak kelebihan dibanding calon lainnya.

"Jokowi dan Basuki itu clean, hampir tak ada isu negatif, seperti korupsi maupun moral," kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu saat meninjau kesiapan armada PMI untuk menghadapi kekeringan yang terjadi di Pulau Jawa, di Jakarta, Jumat.

JK mengatakan, masyarakat kini memilih calon pemimpin berdasarkan rekam jejak (track record). Dia juga menilai Jokowi memiliki jiwa kepemimpinan yang jelas, walaupun Solo kota adalah kota kecil dibanding Jakarta.

Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengatakan, sikap sederhana yang ditunjukkan Jokowi juga menambah nilai tambahnya.

"Jokowi itu low profile. Masyarakat kini memilih secara personal, tidak terpengaruh dengan partai politik," katanya.

Ia juga berpendapat, masyarakat sudah bosan dengan janji-janji yang diberikan para calon pemimpin, tapi tak juga merasakan buktinya.

Menurut dia, kencenderungan masyarakat yang seperti itu semakin terlihat jelas di pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) DKI Jakarta yang baru saja dilaksanakan.

Dia juga memprediksi, jika ada putaran kedua, maka pasangan Joko Widodo (Jokowi) dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dapat menang dalam pemilukada karena masyarakat lebih memilih calon gubernur dan calon wakil gubernur.

"Dengan selisih 10 poin, orang akan lebih memilih calon yang hampir menang," katanya.

Berdasarkan hitungan cepat (quick count) berbagai lembaga survei, pasangan Jokowi-Ahok berada di posisi teratas dalam pemilukada DKI Jakarta pada 11 Juli 2012.

Pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli dalam hitung cepat itu berada di posisi kedua, disusul pasangan Hidayat Nurwahid-Didik J. Rachbini, Faisal Basri-Biem Benyamin, Alex Noerdin-Nono Sampono dan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria. (Antara/ea). 

0 comments:

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.